BAGAIMANA MENGATUR APA YANG ALLAH
PERCAYAKAN PADA KITA?
Lukas 12:13-21
Pendahuluan:
Mungkin tidak ada hal yang begitu sensitive bagi kita, jika seseorang menanyakan kondisi ekonomi dan keuangan kita. Tetapi ayat-ayat Firman Tuhan di atas mengajarkan kita hebatnya anugrah Allah dalam hidup orang percaya, jika mereka memakai segala berkat yang diberikan Allah, bukan hanya untuk diri mereka, tetapi juga untuk sesame dan kelebaran Kerajaan Allah. Karena dimana harta kita disitu juga hati kita (Lukas 12:31-34)
Isi Kotbah:
Simaklah tiga hal yang dapat kita pelajari dari Firman Allah di atas.
Pelajaran pertama: Adanya rasa aman yang palsu dari harta yang kita miliki.
- Orang dalam kisah ini, telah berhasil dalam apapun yang ia kerjakan.
- Ia merasa puas dan cukup dengan kekayaannya (ayat 19).
- Ia lupa bahwa kekayaan tidak dapat memberikan jaminan karena dapat terbang seperti burung (Amsal 23:4,5).
- Karena itu kita tidak boleh bangga dengan apa yang kita miliki tetapi akan Allah Pemberi segala sesuatu (Yeremia 9:24).
2. Pelajaran kedua: Suatu kebodohan jika kita merencanakan segala sesuatu tanpa Allah.
- Orang kaya dalam kisah ini mengesampingkan Allah dalam merencanakan sesuatu (ayat 18,19; Yakobus 4:13-16).
- Orang kaya itu lupa bahwa manusia boleh merencanakan sesuatu tetapi keputusan terakhir berada ditangan Allah (Amsal 16:3).
- Kita disebut “bodoh” jika kita tidak melibatkan Allah dalam apapun yang kita rencanakan (ayat 20; Mazmur 127:1).
3. Pelajaran ketiga: betapa malangnya jiwa yang miskin.
- Betapa miskinnya jiwa orang kaya ini karena ia hanya memikirkan hartanya dan bukan Allah (ayat 21).
- Jiwa yang miskin adalah jiwa yang terikat pada harta dan bukan pada Allah Pemberi harta (Yeremia 9:23,24).
- Jiwa yang miskin adalah jiwa yang bermegah akan hal-hal lahiriah lebih dari hal-hal batinia (Lukas 12:19).
- Jiwa yang miskin adalah jiwa yang tidak lapar dan haus akan Allah (Mazmur 143:5-8).
Nn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar