3 Sebab Tidak bisa mengampuni

Mengampuni

Sulitkah mengampuni orang lain ? Bagi sebagian orang berkata tidak sulit, jika kesalahannya tidak terlalu berat. Namun sebagian lagi berkata sangat sulit, jika melihat apa yang sudah dilakukan.
Firman Allah dengan jelas mengatakan: "Ampunilah orang yang bersalah kepadamu, maka Bapa di surga juga akan mengampunimu." Dalam doa Bapa Kami juga dijelaskan "Ampunilah kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dalam percakapannya dengan para muridNya Tuhan Yesus ditanya, berapa kali harus mengampuni, Tuhan menjawab "tujuh kali tujuh kali". Ini artinya sangat luar biasa.

Persoalannya adalah mengapa ada orang-orang Kristen yang sulit untuk mengampuni walaupun mereka sudah mengetahui tentang kebenaran ini. Ada banyak penyebabnya namun, ada 3 yang sangat jelas dan pasti.

1. Mempunyai kebenarannya sendiri.
Artinya, mereka memandang kebenaran dalam perspektif yang sangat sempit. Kebenaran menurut versi mereka sendiri. Pengalaman diri dan pengetahuan memang salah satu hal yang dapat kita pakai sebagai petunjuk untuk menjalani hidup ini. Namun sering kita akan terjebak untuk menjadikan pengalaman kita sebagi dogma pirbadi. Jadi kebenaran kita ukur dari pengalaman kita sendiri atau pengetahuan kita. Akibatnya kita sedang menciptakan kebenaran menurut versi kita sendiri.
Contoh:
Kebanyakan orang yang tidak mau mengampuni selalu beranggapan bahwa dirinya tidak bersalah. Bahkan yang lebih parah lagi bila kedua belah pihak yang saling bermusuhan seakan-akan mendapat pembenaran dari Tuhan.
Untuk mengatasi hal ini, maka kita harus kembali kepada Alkitab "back to Bible". Jadi kebenaran kita standartnya adalah Alkitab.

2. Menuruti Pendapat Orang Lain.
Kebenaran yang kita pikirkan tidak selamanya benar, jadi perlu kita cocokan dengan Firman Allah. Mengikuti pendapat orang lain juga tidak selamanya berguna bagi kita.
Contoh:
Mungkin teman kita berkata manusiawi kalau kita marah dan memakinya jika disakiti hati kita. karena kita merasa hal itu hal yang wajar maka kita akan menerima pendapat tersebut dan pada akhirnya akan menjadi kesulitan jika kita disuruh melepaskan roh pengampunan.

3. Kesimpulan yang salah.
Ketika kita mengambil kesimpulan yang salah, maka akan membuat kita sulit mengampuni. Misal:
Ketika orang lain berbicara kepada kita dan kemudian kita salah menyimpulkan perkataannya akan membuat kita menjadi sakit hati. Ini bukan disebabkan oleh lawan bicara kita melainkan penafsiran atau kesalahan kita dalam menarik kesimpulan.
Oleh karena kesalahan dalam mengambil kesimpulan tersebutlah yang membuat kita lebih memikirkan masalah dari pada pemecahannya.

Tuhan memberkati

Pdt. Budiono, S.PAK

/>