MULUTMU
MUJIZATMU ATAU HARIMAUMU
Yakobus 3:9-11
Ada sebuah iklan yang sangat mengelitik sekaligus kreatif, iklan tersebut berbunyi “mulutmu adalah harimaumu”. Ide ini sangat baik, mari kita memilih mulut kita bisa menghasilkan mujizat atau menjadi harimau yang menerkam kita sendiri.
Ilustrasi:
Ada seorang atlit Baseball yang sangat handal. Posisinya sebagai pelempar yang sangat handal bernama Jose. Ia dikenal sebagai pemuda yang baik, suka bergaul, bersemangat dan sangat disukai dilingkungan teman-temannya. Satu kali sebelum liga dimulai dibangun sebuah stadion untuk liga baseball tersebut. Namun stadion tersebut sangat mengecewakan Jose. Sebab bagian kiri dari lapangan tersebut lebih pendek dibanding dengan bagian kanan. Ini menyebabkan kerugian bagi sang pelempar, khususnya jika menghadapi pemukul dengan tangan kanan. Ketika musim pertamnya dimulai dia mulai berkata: "Aku tidak akan pernah sanggup melempar disini,” kepada rekan setimnya. Ini menjadi kenyataan. Di akhir musim karirnya mengalami terjun bebas. Dia satu-satunya pelempar yang gagal total dalam musim itu. Ini semua diawali dari perkataannya sendiri.
Isi Kotbah:
Firman Allah memberikan satu nasehat yang sangat tepat untuk berhati-hati dengan mulut atau perkataan kita Amsal 18:21.
Ada beberapa hal yang sangat penting kita ketahui dan praktekan dalam hidup kita mengenai Firman Allah ini. Mengapa Amsal ini menasehatkan kepada kita demikian?
Ada 3 alasan penting:
Alasan 1. Kata-kata kita adalah nubuatan untuk diri kita sendiri.
Dia tidak pernah dikalahkan oleh orang lain. Jose dikalahkan oleh kata-katanya sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada banyak orang di antara kita.
> Jika kita mengijinkan pikiran-pikiran negatif mengalahkan kita, kemudian melahirkan ide-ide negatif melalui kata-kata kita, maka tindakan-tindakan kita mengikuti apa yang kita katakan.
> Kata-kata kita mempunyai kuasa entah kita ingin atau tidak, kita akan memberikan kehidupan pada apa yang sedang kita katakan baik ataupun buruk.
Yang sangat menyedihkan beberapa orang dari antara kita berkata:
“ Tidak ada sesuatupun yang baik yang pernah terjadi dalam hidupku”
“Aku tidak pernah berhasil”
“Aku tidak mungkin disembuhkan”.
“Aku tidak mungkin bisa keluar dari kesulitan ini”
Ketika kita berkata-kata seperti ini, sebenarnya kita sedang tidak menyadari bahwa kita sedang menubuatkan kehancuran bagi diri sendiri.
Alasan 2. Kata-kata kita dapat mengubah kehidupan kita sendiri.
Mulutmu mujizatmu atau harimaumu ? Kata-kata yang keluar dari mulut kita akan menciptakan suatu lingkungan untuk kebaikan atau kejahatan. Kita akan hidup dalam dunia yang kita ciptakan sendiri melauli kata-kata kita.
Jika kita selalu mengeluh, menggerutu, berbicara hal-hal yang negatif tentang hidup ini, maka itu akan membuat kita depresi.
Berhentilah berbicara kepada Tuhan tentang betapa besarnya masalahmu, betapa parahnya sakitmu dan mulailah berbicara kepada masalahmu, sakitmu betapa besar Tuhanmu
Kita memang seringkali tergoda untuk memakai kata-kata negatif, tetapi Tuhan ingin memakai kata-kata kita untuk mengubah keadaan yang negatif tersebut (Yoel 3:10).
Dalam KJV mengatakan “Beat your plowshares into swords, and your pruninghooks into spears: let the weak say, I [am] strong”.
Ada sebuah pujian yang reefnya mengatakan: Yang lemah berkata ku kuat dan yang miskin berkata ku kaya, karena semua yang Tuhan perbuat bagi kita syukur.
Alasan 3: Kata-kata kita dapat mempengaruhi masa depan kita.
Perhatikan ayat-ayat dalam Roma 10:8.
"Firman itu dekat kepada kita yaitu dalam mulut kita".
Pertama-tama Allah menaruh firman Allah itu dalam mulut kita. Kadang-kadang kita sangat sulit mengakui Firman Allah itu dalam hidup kita. Cara satu-satu supaya kita bisa mengakui Firman Allah dalam hidup kita, maka kita harus mengatakan Firman itu setiap hari dalam hidup kita.
Beberapa orang Kristen menjadi agak sombong, mungkin mereka berpikir ketika mereka mengakui Firman Allah dalam hidup mereka, maka reputasi mereka ambruk, atau merosot.
Mungkin kita sedang menghadapi suatu keadaan yang tidak punya pengharapan. Jangan menyerah kalah. Sebab Tuhan adalah Tuhan yang mengerjakan mujizat.
Ia tahu apa yang kita alami dan Ia tidak akan membiarkan kita kecewa.
Ketika kita mau mempercayaiNya dan mulai mengucapkan Firman Allah yang hidup itu, maka keadaan kita perlahan tapi pasti akan bergerak dalam sebuah perubahan yang menakjubkan.
Kesimpulan:
Pilihan ada di mulut kita masing-masing. Mau menjadikan mulut kita alat guna Allah melakukan mujizatNya dalam hidup kita atau memakai mulut sendiri menjadi hariamau yang menerkam diri sendiri. Hati-hati dengan perkataan yang keluar dari mulut kita (Amsal 6:2).
Tuhan memberkati.
Pdt. Budiono S.PAK />