FOTO KLC I - 2011

Selengkapnya...

/>


Foto KLC 1

Selengkapnya...

/>


Foto KLC

Selengkapnya...

/>

Penitngnya Persekutuan

BERSEKUTU
Kisah Para Rasul 2:41-42

Pendahuluan:
Dari ayat-ayat yang kita baca kita bisa mendapati, bahwa orang-orang percaya pada masa gereja mula-mula adalah orang-orang yang bersekutu dengan kuat. Setelah mereka memberi dirinya dibaptis, mereka tidak berhenti sampai di situ. Justru mereka menjadi semakin giat dalam membangun sebuah persekutuan.Setelah lahir baru, mau tidak mau kita memiliki hubungan-hubungan yang baru baik dengan Allah maupun dengan saudara seiman kita, yang kita sebut dengan persekutuan.

Isi Kotbah:
Persekutuan bukan hanya sekedar kumpul-kumpul, tapi Sekarang kita adalah anak-anak Allah, oleh sebab itu penting sekali membangun persekutuan dengan Allah sebagai Bapa. Demikian juga dengan saudara-saudara seiman. Persekutuan dengan sesama harus dilakukan dalam dua event yaitu:
1. Ibadah Raya.
Ibadah Raya adalah tempat yang indah dan saat yang tepat untuk kita bersekutu dengan Allah dan saudara seiman. Ibadah raya adalah tempat pelatihan.
2. Di dalam Kelompok Sel (Komsel).
Kita tidak cukup hanya menghadiri Ibadah Raya saja, tetapi kita juga harus terlibat dalam sebuah komunitas (KKA). KKA merupakan komunitas kecil di antara saudara seiman untuk menerapkan karakter Allah secara nyata. Di sana kita saling mendoakan, mengasihi, mengampuni, memotivasi, mendukung, dll. Tempat menerapkan pelatihan yang sudah kita dapatkan.
Kedua hal ini merupakan hal yang sangat penting, kita tidak bisa berkata, yang penting ikut ibadah raya itu sudah cukup, atau yang penting ikut KKA sudah cukup.
Sebagai contoh: sepeda motor.

Mengapa kita harus bersekutu?
1. Persekutuan merupakan kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan dasar manusia bukan hanya pangan, sandang dan papan. Manusia mempunyai kebutuhan batin yang paling mendasar yaitu hubungan. Tuhan tidak menginginkan manusia manapun berjuang mengatasi tantangan hidup ini sendirian.
2. Persekutuan merupakan tempat mengembangkan kehidupan.
Allah tidak pernah menciptakan manusia dengan tujuan supaya berdiri sendiri. Untuk itulah Allah membekali kehidupan manusia dengan karunia yang berbeda-beda. Kehidupan kita akan menjadi kehidupan yang sangat luar biasa, jika mampu dikembangkan. Perhatiakan I Korintus 12:12-18

Kesimpulan:
Film donghaeng, dengan jelas mengatakan kepada kita, bahwa menjadi orang percaya tidak bisa berdiri sendiri. Kita butuh sebuah komunitas. Saat anda berada dalam komunitas yang benar, anda akan melihat kemajuan-demi kemajuan kehidupan kita.
Tuhan Yesus memberkati


Pdt. Budiono, S.PAK

Selengkapnya...

/>

Jika Esok Tak Pernah Datang

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar saja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.
Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.” Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu seorang perempuan yang sangat cantik dan baik. Perempuan ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, “Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.” Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, ataupun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya “Aku cinta kamu”, tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, “Tidak apa-apa, pasti besok saya akan mengatakannya.” Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata “Aku mencintaimu”, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.
Waktu pun berlalu, anak-anaknya sudah dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orangtua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka. Saat mulai renta, dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi berlibur bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, “Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu.” Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.
***
Waktu itu tidak pernah berhenti, terus maju dan maju. Jika kita selalu pikir bahwa besok akan datang, maka “besok” akan pergi begitu cepatnya, hingga kita baru menyadari bahwa waktu telah meninggalkan kita. Tuhan Yesus Memberkati.

Selengkapnya...

/>